|
SISTEM
Pernapasan
|
|
|
|
ULYA AZRA
1509200150002
REG B
|
|
1/5/2016
|
|
PETA
KONSEP
|
|
Sistem Pernapasan
|
|
Pada Manusia
|
|
Pada
Hewan
|
|
Vertebrata:
1.
Pisces: insang
2.
Amphibia:
mulut,paru-paru dan kulit
3.
Reptilian:
Paru-paru
4.
Aves :
Paru-paru
5.
Mammalia: paru-paru
|
|
Invertebrata:
1.
Pofera: ostium
2.
Vermes: permukaan tubuh
3.
Molusca: insang
4.
Insect: system trakea
|
|
Organ yang berperan:
1.
Hidung
2.
Faring
3.
Laring
4.
Trakea
5.
Bronkus
6.
Bronkiolus
7.
Alveolus
8.
Paru-paru
|
|
Mekanisme pernapasan:
1.
Pernapasan dada
2.
Pernapasan perut
|
B
|
ernapas adalah bagian
yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup bahkan manusia. Cobalah Anda
menahan napas 1 menit saja! Dapatkah anda melakukannya? Ketika menahan napas
tersebut Anda akan merasakan sesak napas, bukan? Penyebab rasa sesak napas ini
adalah dorongan tubuh akibat tubuh kekurangan oksigen. Bila hal ini terjadi
beberapa lama maka akan menyebabkan gangguan dalam tubuh dan akhirnya akan
menyebabkan kematian. Bagaimana dengan orang yang berada di luar angkasa,
misalnya astronot yang naik ke bulan?. Atau pada kasus lain, pernahkah Anda
rasakan apa yang terjadi saat bernapas? Coba rasakan dengan mendekatkan jari
atau cermin di depan hidung, atau rabalah dada Anda saat melakukan pernapasan.
Apa yang terjadi pada tubuh kita ketika bernapas? Untuk mendapatkan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita simak uraian selanjutnya.
|
B
|
ernapas berarti:
·
Menghirup oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida
·
Mengambil oksigen
dari udara luar dan menghantarkannya ke jaringan, dari jaringan oksigen
dimanfaatkan untuk proses oksidasi ( pembakaran) glukosa, hasilnya adalah
energy (dalam bentuk ATP) dalam ampasnya berada CO2 dan H2O dan reaksi kimianya
adalah:
Glukosa + O2 CO2 + H2O +
ATP
Alat
pernapasan yang dimiliki, berperan sebagai perantara antara lingkungan luar
(alam bebas) dengan lingkungan dalam (cairan interselluler ) selanjutnya gas
pernapasan bisa mencapai jaringan karena diikat oleh darah yang mengalir
melalui pembuluh darah, pembuluh darah inilah yang menghubungkan alat
pernapasan yang berada dekat luar tubuh dengan jaringan.
|
Pernapasan
adalah proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas
yang ada di lingkungannya.
|
Dalam proses pernapasan, oksigen dibutuhkan
untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan. Zat makanan yang dioksidasi tersebut
yaitu gula (glukosa). Glukosa merupakan zat makanan yang mengandung energi.
Proses oksidasi zat makanan, yaitu glukosa, bertujuan untuk menghasilkan
energi. Jadi, pernapasan atau respirasi yang dilakukan organisme bertujuan
untuk mengambil energi yang terkandung di dalam makanan.
Hasil utama pernapasan adalah energi.
Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya untuk pertumbuhan,
mempertahankan suhu tubuh, pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot.
Energi terkunci dalam
molekul makanan seperti glukosa. Organisme makhluk hidup menghasilkan energi
dengan mengkonsumsi molekul – molekul ini dan memecahkannya.
Dalam semua sel makhluk hidup, molekul makanan dipecahkan dengan suatu reaksi
yang disebut oksidasi. Oksidasi merupakan reaksi kimia yang dimana molekulnya
memanfaatkan oksigen atau kehilangan hidrogen. Pemecahan molekul makanan
melalui oksidasi dalam sel disebut respirasi. Respirasi sel ini terjadi di dalam mitokondria.
|
Ilmu
tambahan
Konversi energi dalam sel
Ketika glukosa dipecahkan selama respirasi aerob,
beberapa energi yang dihasilkan digunakan untuk membentuk suatu molekul
disebut Adenosin tripospat (ATP).
Molekul ATP merupakan bungkusan
kecilenergi. ATP disimpan untuk sementara dan menolong dalam pembagian
energi untuk semua reaksi yang berlangsung dalam sel
|
|
|
|
|
|
Pengertian Sistem Pernapasan
|
|
A
|
|
A
|
Sistem pernafasan
merupakan pengambilan oksigen molekuler (O2) dari lingkungan dan
pembuangan karbondioksida (CO2) ke lingkungan. Setiap makhluk hidup memerlukan suplai oksigen secara
terus-menerus untuk respirasi seluler sehinga dapat mengubah molekul bahan bakar
yang diperoleh dari makanan menjadi kerja. Sumber oksigen disebut medium
respirasi (respiratory medium), merupakan udara bagi hewan
darat (terestrial) dan air untuk hewan air (akuatik). Bagian hewan yang
merupakan tempat masuknya oksigen dari lingkungan berdifusi ke dalam sel hidup
dan karbon dioksida berdifusi keluar disebut permukaan respirasi (respiratory surface).
Sistem pernafasan berkaitan dengan pergerakan udara masuk
dan keluar paru – paru. Paru – paru adalah tempat pertukaran oksigen dan
karbondiosida antara udara dan darah. Semua sel dalam tubuh makhluk hidup harus
mendapatkan cukup oksigen untuk menjalankan respirasi sel guna menghasilkan
ATP.
|
Anatomi Sistem Respirasi
|
|
B
|
|
B
|
Sistem respirasi dibagi menjadi dua
saluran, yaitu saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian
bawah. Saluran pernafasan atas terdiri atas bagian di luar rongga dada, yaitu
udara melewati rongga hidung, kavitas nasalis (membran mukosa hidung), faring,
laring, dan trakea bagian atas. Sedangkan Saluran pernafasan bagian bawah
terdiri atas bagian yang terdapat dalam rongga dada, yaitu trakea bagian bawah
dan paru – paru itu sendiri, yang meliputi pipa bronchial dan alveoli. Bagian sistem pernafasan adalah
membran pleura dan otot pernafasan yang membentuk rongga dada; diafragma dan
otot – otot dada rongga dalam.
Gambar
Anatomi Sistem Respirasi
|
Gambar 1.
Anatomi sistem respirasi manusia
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
|
|
|
|
1
|
|
Hidung
|
|
Gambar 2.
Sistem pernapasi manusia
yang terbagi atas respirasi atas dan saluran respirasi
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
|
|
Gambar
3: Hidung, Sumber: http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
2
|
|
Rongga
Hidung
|
Suatu saluran yang bermuara ke dalam
bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga)
hidung. Vestibulum dilapisi dengan
epithelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat
sejumlah kelenjar sebaceous yang
ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
|
Gambar 4.
Rongga hidung
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
|
|
Lihatlah hidung Anda sendiri dengan menggunakan
senter dan cermin. Anda dapat melihat rambut di vestibula dan melihat
bahwa rongga hidung posterior terlihat sangat merah dan lembab. Tempat ini
lembab, membran mukosa, dan suplai darah
yang banyak mukosa menjaga kelembaban dan
menghangatkan udara.
Anda juga harus melihat bahwa ada ruang
terbatas bagi udara untuk
melewatinya karena konka hidung yang menonjol.
Hal ini
menyebabkan lebih banyak udara bersinggungan
dengan membran mukosa.
|
|
Studi
petunjuk
|
|
3
|
|
Faring
|
Faring, biasa disebut tenggorokan. Faring adalah suatu pipa muscular
(berotot) yang terletak dibelakang rongga hidung dan mulut dan di depan
vertebra servikalis. Faring merupakan
persimpangan antara saluran makanan dan saluran pernafasan. Faring secara
anatomis dibagi menjadi tiga wilayah berdasarkan lokasi dan anatomi yaitu
nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
|
Gambar 5.
Anatomi faring
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
|
|
4
|
|
Laring
|
Laring atau pangkal tenggorok merupakan
saluran berbentuk seperti kotak yang tersusun atas tulang rawan (kartilago).
Laring berfungsi sebagai tempat berlalunya makan dan juga berfungsi sebagai
penghasil suara karena di dalamnya terdapat pita suara. Bagian dalam dinding laring digerakkan oleh otot
untuk menutup serta membuka glotis. Glotis
adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring
. Pada ujung laring terdapat epiglotis, suatu struktur berbentuk seperti sendok
yang berfungsi mengarahkan makanan ke jalur pencernaan dan mengarahkan udara
pernafasan ke jalur pernafasan.
|
Gambar 6. Laring: (a) pandangan anterior, (b)
pandangan posterior, (c) bagian sagita
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html, diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
5
|
|
tRakea
|
Trakea memiliki panjang ± 10 – 13 cm
dan menghubungkan antara laring sampai bronkus primarius. Dinding trakea
terdiri dari 16 – 20 lempeng kartilago yang menjaga trakea agar tetap terbuka. Trakea dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga
bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir
yang terdiri atas epithelium bersilia dan sel cangkir.
|
Gambar 7 :
Trakea
(Tenggorokan) Sumber: http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html diakses tanggal: 20 Juni 2015
|
|
Gambar 8.
Lapisan trakea. Jaringan
epitel trakea, menunjukkan sel-sel bersilia dan sel goblet (Shier, 2010)
|
|
|
|
6
|
|
Paru – paru dan cabang paru - paru
|
Paru-paru merupakan
organ pernapasan utama yang berbentuk kerucut, terdiri atas jaringan
elastis yang berpori-pori seperti spons dan berisi udara, serta terletak di
rongga toraks (dada) sebelah kanan dan kiri yang dipisahkan oleh jantung,
diatas diafragma, paru-paru sebelah kanan terdiri dari tiga lobus, sedangkan
sebelah kiri terdiri dari dua lobus.
Struktur paru-paru tersusun dari 300
juta alveolus. Alveolus berbentuk kantong kecil yang terbuka pada salah satu
sisinya. Setiap alveolus mengandung satu lapisan sel epitel skuamosa (pipih),
dan dikelilingi oleh pembuluh kapiler tempat pertukaran oksigen dan karbon
doiksida.
|
Gambar 9 : struktur
anatomi paru-paru, Sumber: http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
·
Pleura pariental,
melapisi sangkar rusuk, diafragma, dan mediastitum (rongga diantara paru-paru
kanan dan kiri)
·
Pleura visera, melapisi
paru-paru dan bersambung dengan pleura pariental di bagian paru-paru
·
Rongga pleura, ruangan
berisi cairan pelumas di antara pleura pariental dan pleura visceral
·
Resesus pleura, rongga
pleura yang tidak berisi jaringan paru-paru. Saat bernapas, paru-paru bergerak
keluar, kemudian masuk ke arean ini.
|
7
|
|
Alveolus
|
Percabangan
terminal bronkiolus akan berakhir pada alveolus, yang merupakan kantung –
katung udara berbentuk bola. Alveolus dilapisi oleh selapis sel epitel pipih
yang dikelilingi oleh pembuluh darah kapiler. Pada alveolus akan terjadi
pertukaran gas antara karbondioksida dan oksigen. Jumlah alveolus orang dewasa
sekitar 300 juta.
|
Gambar 10 : Alveolus dan kapiler-kapiler darah, Sumber: http://exact2sman3.blogspot.com/2011/02/sistem-respirasi-manusia-istilah.html diakses tanggal: 1 Mei 2016
|
|
Fisiologi Respirasi pada Manusia
|
|
C
|
|
1
|
|
Mekanisme
Pernafasan
|
|
1.1.
|
|
Mekanisme
Ventilasi Paru - Paru
|
|
C
|
Ventilasi
adalah istilah untuk pergerakan udara dari dan keluar alveoli. Dua aspek
ventilasi adalah inhalasi dan ekshalasi yang dijalankan oleh sistem saraf dan
otot – otot pernafasan. Pusat pernafasan terletak pada medulla oblongata dan
pons. Otot – otot pernafasan berupa difragma dan muskuli interkostal eksterni
dan interni.
Difragma
adalah otot berbentuk kubah di bawah paru – paru; ketika otot ini berkontraksi,
diafragma akan mendatar dan bergerak ke bawah. Muskuli interkostal ditemukan di
antara tulang iga. Muskuli interkostal eksterni menarik iga ke atas dan ke sisi
luar dan muskuli interkostal interni menarik iga ke bawah dan ke dalam.
Ventilasi adalah hasil kerja otot respirasi yang menghasilkan perubahan tekanan
dalam alveoli dan bronkiolus.
|
1.2.
|
|
Tekanan
Pernafasan
|
Tekanan
udara yang berada disekitar kita. Pada permukaan laut, tekanan atmosfer adalah
760 mmHg. Namun pada ketinggian yang lebih tinggi maka tekanan atsmofer akan
menurun.
Otot
– otot pernafasan menyebabkan ventilasi paru – paru dengan mengempiskan dan
mengembangkan paru – paru secara berganti, Kemudian menyebabkan peningkatan dan
penurunan tekanan di dalam alveolus. Pernafasan dengan tekanan negatif bekerja
seperti pompa penyedot yang menarik udara dan bukan mendorongnya, sehingga
mengalirkan udara turun masuk ke paru – paru. Pernafasan dengan tekanan negatif
disebabkan oleh perubahan volume paru – paru dan buka oleh perubahan volume
rongga mulut. Kerja otot mengubah volume rongga dada dan sangkar tulang rusuk (rib cage) dan kemudian paru – paru juga
berbuat hal yang sama.
Paru
terus menerus mempunyai kecenderungan elastis untuk kempis sehingga menjauhi
dinding dada. Kecenderungan elastis ini disebabkan oleh dua macam faktor, yaitu
pertama diseluruh paru – paru terdapat banyak serabut elastis yang diregangkan oleh pengembangan paru sehingga
berusaha untuk memendek. Kedua¸ tegangan
permukaan cairan yang melapisi
alveolus mempunyai kecenderungan elastis yang terus menerus untuk mengempiskan
alveolus. Efek ini disebabkan oleh daya tarik menarik antar molekul –molekul
permuakaan cairan yang terus cenderung mengurangi luas permukaan masing -
masing alveolus. Tekanan interpleura besarnya kira – kira -4 mmHg yaitu bila
ruangan alveolus terbuka ke atmosfer melalui trakea sehingga tekananannya pada
tekanan atmosfer, suatu tekanan -4 mmHg
di dalam ruangan interpleura yang diperlukan untuk mempertahankan pengembangan
paru – paru pada ukuran normal. Bila paru – paru mengembang sangat besar,
seperti pada akhir inspirasi dalam ,tekanan interpleura yang diperlukan untuk
mengembangkan paru – paru dapat mencapai sekitar -12 sampai -18 mmHg.
Tekanan yang
terjadi dalam cabang bronkus dan alveoli. Tekanan ini berfluktuasi antara di
bawah dan di atas tekanan atmosfer selama masing – masing siklus pernafasan.
|
2
|
|
Mekanisme Pernafasan Dada dan Pernafasan
Perut
|
Ketika bernafas, proses inspirasi dan
ekspirasi dikendalikan oleh otot diafragma dan otot antar tulang rusuk.
Berdasarkan proses insipirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan manusia
dibagi menjadi pernafasan dada dan pernafasan perut.
Inspirasi
merupakan proses masuknya udara ke dalam paru – paru.. Pada pernapasan dada, otot
antar tulang dada bagian luar berkontraksi, tulang rusuk membesar dan volume di
dalam dada membesar. Tekanan udara di dalam rongga dada menjadi rendah daripada
tekanan udara diluar sehingga udara dari luar masuk kedalam ruang alveoli.
Sedangkan pada pernapasan perut, ketika inspirasi, otot diafragma berkontraksi, diafragma
menjadi datar dan volume rongga dada membesar, tekanan rongga dada menjadi
sedikit dan udara menuju ke paru.
|
Gambar 13.
Otot pernapasan:
(a) otot interkostalis eksternal
dan diafragma pada permulaan inspirasi,
(b) aksi otot tambahan untuk
melanjutkan inspirasi
(Shier, 2010)
|
|
|
Pada pernapasan
dada, ketika ekspirasi, otot antar tulang dada
berelaksasi sehingga membuat tulang rusuk menurun. Rongga dada menjadi datar
dan udara keluar menuju paru – paru. sedangkan pada
pernapasan perut, ketika
ekspirasi, otot dinding perut berkontraksi ketika otot diafragma dikendurkan.
Akibatnya, organ rongga perut dan diafragma
terangkat dan tekanan udara banyak sehingga udara keluar ke paru – paru.
|
Gambar 14.
Organ
perut mengendur, sehingga menyebabkan terbentuknya kubah diafragma ketika
rileks, (d) tindakan otot selama ekspirasi yang dipaksakan (Shier, 2010)
|
|
|
Perhatikan
gambar 15 di bawah yang menunjukkan aksi otot dan perubahan tekanan ketika inspirasi
dan ekspirasi
|
Gambar 15. Suatu
siklus pernapasan inspirasi, ekspirasi, dan saat istirahat:. 1) Pada saat
istirahat, tekanan atmosfer dan intrapulmonal adalah sama, dan tidak ada
aliran udara, 2) Pada saat inspirasi, rongga dada mengembang kesamping,
secara vertikal, dan sebelah anterior; Tekanan intrapulmonal turun di bawah
tekanan atmosfer; dan udara mengalir ke paru-paru, 3) Pada saat ekspirasi,
kontraksi rongga dada di semua tiga arah, naik tekanan intrapulmonal di
atas tekanan atmosfer, dan udara mengalir keluar dari paru-paru. Terdapat fase
istirahat antara pernapasan. Pegangan ember mewakili tulang rusuk. (Shier,
2010)
|
|
3
|
|
Proses Pertukaran Gas
|
Pertukaran Gas di
dalam tubuh tidak hanya berlangsung di
paru-paru, melainkan juga di jaringan. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan
tekanan udara. Gas yang bertekanan
tinggi akan berdifusi ke tempat gas yang bertekanan rendah. Pertukaran gas antara udara di alveoli
dan darah di kapiler pulmonal disebut respirasi eksternal. Yang berarti
pertukaran melibatkan udara dari lingkungan eksternal. Respirasi internal
adalah pertukaran gas antara darah dalam kapiler sistemik dan cairan jaringan
(sel) pada tubuh.
Dalam
suatu tubuh, suatu gas akan berdifusi
dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah berkonsentrasi rendah.
Konsentrasi masing – masing gas dalam tempat khusus (udara alveolar, darah
pulmonal) dinyatakan sebagai suatu ukuran yang disebut tekanan parsial (P).
Tekanan parsial suatu gas, yang diukur dalam mmHg adalah tekanan yang
dikeluarkan gas dalam suatu campuran gas baik campuran dalam bentuk gas ataupun
cairan, seperti darah.
Gas akan selalu berdifusi dari daerah
dengan tekanan parsial yang lebih tinggi. Darah yang sampai ke paru – paru
melalui arteri pulmonar mempunyai nilai PO2 yang lebih rendah dan
nilai PCO2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara di dalam ruangan
alveoli. Ketika darah memasuki hamparan kapiler di sekitar alveoli,
karbondioksida akan berdifusi dari darah ke udara di dalam alveoli. Oksigen
dalam udara akan larut dalam cairan yang melapisi epithelium dan berdifusi
menembus permukaan dan masuk ke dalam kapiler. Ketika darah telah meninggalkan
paru – paru dalam vena pulmonar, nilai PO2 telah naik dan PCO2
telah turun. Setelah kembali ke jantung, darah tersebut di pompa melalui
sirkuit sistemik. Dalam kapiler jaringan, gradient tekanan parsial lebih menyukai
terjadinya difusi oksigen keluar dari darah dan karbondioksida ke dalam darah.
Hal ini terjadi karena respirasi seluler dengan cepat menghabiskan kandungan
oksigen dalam cairan interstisial dan menambahkan karbondioksida ke cairan itu
(melalui difusi). Setelah darah melepaskan oksigen dan memuat karbondioksida,
darah tersebut dikembalikan ke jantung melalui vena sistemik. Darah tersebut
kemudian dipompa ke paru – paru sekali lagi, tempat darah akan mempertukarkan
gas dengan udara di alveoli (Perhatikan
gambar 16).
|
Gambar 15. Perubahan
PO2 dan PCO2 sepanjang jalur pernapasan. Nilai yang
dinyatakan dalam mmHg. (a) Oksigen berdifusi ke ujung arteri kapiler paru,
dan CO2 berdifusi ke dalam alveoli karena perbedaan tekanan
parsial. (b) Sebagai hasil dari difusi (di ujung vena dari kapiler paru),
konsentrasi O2 adalah sama di kedua sisi membran pernapasan,
seperti konsentrasi CO2 di kedua sisi membran pernapasan. (c)
Tekanan parsial O2 berkurang dalam vena pulmonalis karena
pencampuran darah yang dialirkan dari bronki dan cabang bronkial. (d)
Oksigen berdifusi keluar dari ujung arteri kapiler ke jaringan, dan CO2
berdifusi keluar dari jaringan ke kapiler karena perbedaan tekanan parsial.
(e) Sebagai hasil dari difusi (di ujung vena kapiler jaringan), konsentrasi
O2 adalah sama dalam kapiler dan jaringan, seperti konsentrasi
CO2 di kapiler dan jaringan. (Shier, 2010)
|
|
4
|
|
Transpor Gas
|
Karbondioksida merupakan hasil
pembuangan respirasi seluler yang disebabkan jaringan PCO2 >
kapiler PCO2 yang berdifusi dari
jaringan dalam kapiler. Pendifusian karbondioksida yang bercampur dengan
air di dalam darah membentuk asam akrbonat (H2CO3). Asam
karbonat yang berada di dalam air, memisahkan dua ion yaitu ion bikarbonat (HCO3-)
dan ion hidrogen (H-). Reaksinya ditunjukkan pada gambar 17 yang
dimana panah biru terbesar memasuki darah:
CO2 +
H2O ® HCO3-
+ H+
Ion hidrogen yang bebas di dalam darah
akan menurunkan pH darah, tetapi pada Gambar 16 bahwa ion hidrogen yang bebas
(H-) bereaksi dengan oksihemoglobin (HbO2) menjadi
deoxyhemoglobin (HHB) dan oksigen (O2).
H+ + HbO2 ®
HHb + O2
Hemoglobin melepaskan oksigen dengan
adanya sebuah ion hidrogen dan kemudian mengikat hidrogen (H). Dengan mengikat
ion hidrogen bebas, hemoglobin bertindak sebagai penyangga, menolak perubahan
pH dalam darah. Tekanan oksigen dalam Kapiler lebih besar dari tekanan oksigen
dalam jaringan sehingga oksigen berdifusi ke dalam jaringan sampai tekanan
oksigen pada jaringan sama dengan tekanan oksigen di kapiler. Darah yang
mengandung deoksihemoglobin dan ion bikarbonat akan berlanjut ke bagian kanan
jantung dan ke alveoli paru – paru.
|
Gambar 16. Pertukaran gas sistemik dan
transportasi. Tanda panah biru mewakili transportasi CO2,
sedangkan panah merah mewakili transportasi O2. Ketebalan panah
mewakili jumlah relatif dari gas yang diangkut (Shier, 2010)
|
Dalam alveolus, tekanan oksigen dalam
alveolus lebih besar dari tekanan oksigen dalam kapiler sehingga oksigen
berdifusi ke dalam kapiler (perhatikan
gambar 17). Reaksi deoksihemoglobin dengan oksigen menghasilkan ion
hidrogen dan membentuk oksihemoglobin.
HHb + O2 ®
HbO2 + H-
Ion hidrogen yang bebas di dalam
kapiler pada alveolus mengikat ion bikarbonat (HCO3-)
membentuk asam karbonat (H2CO3) di dalam darah. Hasilnya
berupa karbon dioksida dan oksigen. Perhatikan bahwa ini adalah kebalikan dari
reaksi yang terjadi untuk karbon dioksida pada jaringan. Tekanan karbon
dioksida di kapiler lebih besar dari tekanan karbon dioksida dalam alveolus
sehingga karbon dioksida berdifusi melewati membran respirasi menuju ke alveolus
sampai tekanan karbon dioksida sama dengan tekanan karbon dioksida dalam
alveolus.
H- + HCO3-
®
H2CO3 ® CO2 + H2O
Pada dasarnya, sebagian besar oksigen
yang diangkut dalam darah oleh hemoglobin sebagai oksihemoglobin, dan sebagian
besar karbon dioksida diangkut dalam darah sebagai ion bikarbonat. Fungsi
hemoglobin untuk membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan ion hidrogen
dari jaringan ke paru-paru.
|
Gambar 17. Pertukaran gas alveolar dan
transportasi. Tanda panah biru mewakili transportasi CO2,
sedangkan panah merah mewakili transportasi O2. Ketebalan panah
mewakili jumlah relatif dari gas yang diangkut (Shier, 2010)
|
|
5
|
|
Faktor – factor yang mempengaruhi
Pertukaran Gas
|
Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas
pertukaran gas alveolar, yaitu:
Konsentrasi
gas penting karena semakin besar gradien konsentrasi, semakin difusi
berlangsung. Misalnya, pertukaran gas oksigen akan meningkat jika pasien
diberikan oksigen daripada ruang untuk bernapas udara. Sebaliknya, pertukaran
gas oksigen akan kurang pada ketinggian yang lebih tinggi karena udara yang
tipis dan tidak mengandung banyak oksigen.
Permasalahan
permukaan merman disebabkan besarnya permukaan membrane respirasi, besarnya keutungan
untuk pertukaran gas. Sebagai contoh, lihat pada gambar 18 yang menunukkan
jaringan alveolar untuk kesehatan seseorang, seorang pasien yang terkena
penyakit pneumonia dan seorang yang terkena penyakit emfisema. Anda akan
perhatikan kurangnya membran pernapasan untuk pasien emfisema. Hal ini karena
emfisema memecah dinding alveolar. Daerah membran berkurang berarti gas lebih
sedikit yang akan dipertukarkan.
Ketebalan
membran masalah pernapasan karena tebal membran, semakin sulit untuk gas untuk
berdifusi melewatinya. Lihat kembali Gambar 18. Pneumonia dapat menyebabkan
kelebihan cairan dalam alveoli dan pembengkakan dinding alveolar, yang membuat
pertukaran gas jauh lebih sulit.
|
Gambar 18. Pengaruh pada pertukaran gas:
(a) alveoli normal, (b) alveoli pasien pneumonia, (c) alveoli pasien
emfisema (Shier, 2010)
|
Gas
harus dapat larut dalam air jika gas berdifusi melintasi membran ke dalam
darah. Sebagai contoh, nitrogen adalah 78,6 persen dari udara yang Anda hirup,
tetapi tidak berdifusi melintasi membran pernafasan karena tidak larut pada
tekanan atmosfer normal. Oksigen dan karbondioksida yang larut pada tekanan
atmosfer normal.
|
Volume
dan Kapasitas Paru - Paru
|
|
D
|
|
1
|
|
Volume
Paru – paru
|
Berikut merupakan volume paru – paru yang terbagi atas:
1. Volume tidal merupakan volume udara yang diinspirasikan dan
diekspirasikan di setiap pernafasan normal dan jumlahnya kira – kira 500 mL.
2.
Volume cadangan inspirasi
merupakan volume tambahan udara yang dapat diinspirasikan di atas volume tidal
normal dan jumlahnya kira – kira 2000 - 3000 mL
3.
Volume cadangan ekspirasi
merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi
sekuat-kuatnya setelah ekspirasi tidal normal dan jumlahnya kira – kira nya
1000 – 1500 mL
4.
Volume sisa (volume residu)
merupakan volume udara yang masih tersisa di dalam paru – paru setelah
kebanyakan ekspirasi kuat dan jumlahnya berkisar kira – kira 1200 mL.
|
2
|
|
Kapasitas
Paru – paru
|
Dalam menguraikan peristiwa – peristiwa pada siklus paru,
kadang – kadang diperlukan untuk menyatukan dua volume di atas atau lebih .
Kombinasi ini disebut dengan kapasitas
paru.
1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume
tidal ditambah dengan volume cadangan
inspirasi. ini adalah jumlah udara (kira – kira 3500 mL) yang dapat dihirup
oleh seorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru –
parunya sampai jumlah maksimum.
2.
Kapasitas
sisa fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume sisa. Ini adalah jumlah udara tersisa di dalam paru – paru
pada akhir ekspirasi normal (kira – kira 2300 mL)
3. Kapasitas vital sama dengan volume
cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang
dapat dikeluarkan dari paru – paru seorang setelah ia menisinya sampai batas
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak – banyaknya (kira – kira 4600 mL)
4.
Kapasitas total paru adalah volume maksimum pengembangan
paru – paru dengan usaha inspirasi yang sebesar-besarnya (kira – kira 5800 mL).
|
Gambar
19.
Gerakan pernafasan selama pernafasan normal dan selama inspirasi maksimum
serta ekspirasi maksimum (Guyton, 1996)
|
|
Pengaturan
Pernapasan
|
|
E
|
Terdapat dua jenis mekanisme yang mengatur pernafasan, yaitu
mekanisme saraf dan mekanisme kimiawi.
|
1
|
|
Pengaturan
Saraf
|
Pusat pernafasan terletak di medula oblongata dan pons yang
merupakan bagian batang otak. Medula merupakan pusat inspirasi dan ekspirasi.
Pusat inspirasi secara otomatis membangkitkan impuls dalam irama dasar
pernafasan. Impuls ini berjalan sepanjang saraf menuju otot respirasi untuk
merangsang kontraksinya. Hasilnya adalah inhalasi. Saat paru – paru terinflasi,
baroreseptor di jaringan paru mendeteksi peregangan ini dan membangkitkan
impuls sensorik menuju medulla; impuls ini mulai mendepresi pusat inspirasi.
Ini disebut refleks inflasi Hering-Bauer, yang membantu mencegah paru yang yang
berlebihan.
Ketika pusat inspirasi terdepresi, terjadilah penurunan
impuls yang menuju otot pernafasan, yang akan berelaksasi untuk menimbulkan
ekshalasi. Kemudian pusat inspirasi akan aktif kembali untuk memulai siklus
pernafasan lain. Ketika dibutuhkan ekshalasi yang lebih kuat, seperti ketika melakukan
latihan, pusat inspirasi mengaktifkan pusat ekspirasi, yang membangkitkan
impuls menuju muskuli interkostal interni dan muskuli abdominis.
Dua pusat pernafasan di pons yang bekerja dengan pusat
inspirasi menghasilkan irama pernafasan normal. Pusat apneustik memperlama inhalasi, dan kemudian diinterupsi
oleh impuls dari pusat pneumotaksis, yang merupakan salah satu yang
mempengaruhi ekshalasi. Pada pernafasan normal, inhalasi berlangsung satu
sampai dua detik, diikuti oleh ekshalasi yang sedikit lebih lama (dua sampai
tiga detik), yang menghasilkan kisaran normal frekuensi pernafasan antara 12
sampai 20 kali per menit.
Pada kondisi emosi biasanya
mempengaruhi respirasi; ketakutan yang tiba – tiba bisa menyebabkan terengah –
engah dan teriakan dan kemarahan biasanya mempercepat pernafasan. Pada situasi
ini, impuls dari hipotalamus memodifikasi keluaran
dari medulla. Korteks serebral mampu
mengubah kecepatan atau irama pernafasan kita secara volunteer untuk berbicara,
menyanyi, bernafas lebih cepat atau lambat, bahkan untuk berhenti bernafas sekitar satu sampai
dua menit. Namun perubahan tersebut tidak bisa secara terus menerus dan medulla
pada akhirnya akan mengambil kendali.
|
Gambar 20. Pengaturan pernafasan oleh persarafan (Scanlon, 2006)
|
|
2
|
|
Pengaturan
Kimiawi
|
Pengaturan kimiawi mengacu pada efek pernafasan terhadap pH
darah dan kadar oksigen dan juga karbondioksida dalam darah. Kemoreseptor yang
mendeteksi perubahan dalam gas darah dan pH terletak di korpus karotikus dan
aortikus dan di dalam medulla itu sendiri.
Penurunan kadar oksigen (hipoksia) dideteksi oleh
kemoreseptor di korpus karotikus dan aortikus. Impuls sensorik dibangkitkan
oleh reseptor tersebut lalu menjalar sepanjang nervus glosofaringius dan nervus
vagus menuju medulla, yang berespons dengan meningkat kedalaman atau frekuensi
respirasi (atau keduanya). Respons ini akan membawa lebih banyak udara memasuki
paru – paru sehingga lebih banyak oksigen dapat berdifusi ke darah untuk
memperbaiki keadaan hipoksia.
Karbondioksida akan menjadi masalah jika jumlahnya
berlebihan dalam darah, karena CO2 menurunkan pH ketika bereaksi
dengan air untuk membentuk asam karbonat (suatu sumber ion H+).
Artinya, kelebihan CO2 menyebabkan tubuh atau cairan tubuh lain
menjadi kurang alkalis (atau lebih asam). Medula berisi kemoreseptor yang
sangat sensitif terhadap perubahan pH, khususnya penurunan pH. Jika akumulasi
CO2menurunkan pH darah, medulla merespons dengan meningkatkan
respirasi. Ini tidak untuk tujuan inhalasi, tetapi lebih untuk ekshalasi lebih
banyak CO2 guna meningkatkan pH kembali ke normal.
Sistem respirasi dapat mengatur kadar normal oksigen darah
meskipun pernafasan menurun sampai setengah dari normalnya atau berhenti untuk
beberapa waktu. Udara yang dihembuskan mengandung 16% oksigen. Oksigen ini
tidak memasuki darah, tetapi bisa melakukannya jika diperlukan.
Karbondiosida merupakan pengatur utama respirasi karena
mempengaruhi pH darah. Kelebihan CO2 menyebabkan penurunan pH darah.
Namun pad abeberapa keadaan, oksigen menjadi pengatur utama respirasi.
Pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru – paru pada ornag yang mengalami
penyakit paru kronis yang parah seperti emfisema telah menurun. Penurunan pH
yang disebabkan oleh akumulasi CO2 dikoreksi oleh ginjal, tetapi
kadar oksigen darah terus menurun.
|
o2
|
|
CO2
atau
pH
|
|
kemoreseptor
dalam korpus karotikus dan korpus aortikus
|
|
Kemoreseptor di medula
|
|
Medula; pusat inspirasi
|
|
peningkatan
kecepatan dan kedalaman
|
|
lebih banyak O2
tersedia untuk masuk ke darah
|
|
lebih
banyak CO2 dihembuskan
pH
|
|
Gambar 21. Pengaturan pernafasan secara kimiawi (Scanlon 2006).
|
|
1
|
|
Infeksi
Saluran Pernapasan Atas
|
|
Gangguan
Sistem Pernapasan
|
|
f
|
Saluran pernapasan bagian atas terdiri
dari rongga hidung, faring, dan laring. Infeksi saluran pernapasan atas (URI)
dapat menyebar dari rongga hidung ke sinus, telinga tengah, dan laring. Infeksi
virus kadang-kadang menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Apa yang kita sebut
"radang tenggorokan" adalah infeksi bakteri primer yang disebabkan
oleh Streptococcus pyogenes yang
dapat menyebabkan infeksi pernapasan umum atas dan bahkan (yang mempengaruhi
tubuh secara keseluruhan) infeksi sistemik. Meskipun antibiotik tidak
berpengaruh pada infeksi virus, antibiotik berhasil digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri sebagian besar, termasuk radang tenggorokan. Gejala radang
tenggorokan yang radang tenggorokan parah, demam tinggi, dan bercak putih pada
tenggorokan merah tua.
Infeksi saluran pernapasan (ISPA) yang
paling umum adalah flu biasa, yang umumnya disebabkan oleh rhinovirus.
Gejalanya meliputi kongesti, bersin, dan peningkatan produksi lendir. Infeksi
ini dapat dengan mudah menyebar ke sinus, tenggorokan, dan telinga tengah.
Biasanya, pilek berjalan saja dalam waktu sekitar seminggu.
Flu adalah penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh virus. Selain gejala yang dingin, flu ditandai dengan
demam, menggigil, dan nyeri otot. Tingkat kematian influenza adalah sekitar 1
persen, dengan sebagian besar kematian terjadi di sangat muda dan orang tua.
Virus influenza bermutasi dan sering berubah-ubah, sehingga vaksin yang dibuat
setiap tahun untuk melindungi terhadap strain flu yang diharapkan virus selama
setahun
Sinusitis adalah infeksi sinus kranial,
rongga dalam tulang wajah yang mengalir ke rongga hidung. Hanya sekitar 1-3%
dari infeksi saluran pernapasan atas disertai dengan sinusitis. Sinusitis
terjadi ketika hidung menutupi kongesti lubang kecil yang mengarah ke sinus.
Gejala meliputi keluarnya postnasal serta nyeri wajah yang memburuk ketika
pasien membungkuk ke depan. Rasa sakit dan nyeri biasanya terjadi di atas dahi
yang lebih rendah atau di atas pipi. Jika yang terakhir, sakit gigi juga
merupakan keluhan. Keberhasilan pengobatan tergantung pada pemulihan saluran
yang baik dari sinus. Bahkan mandi air panas dan tidur tegak dapat membantu.
Jika tidak, dekongestan semprot lebih disukai daripada antihistamin oral, yang
menebal daripada mencairkan bahan yang terjebak dalam sinus.
Otitis media adalah infeksi bakteri
pada telinga tengah. Telinga tengah bukan merupakan bagian dari saluran
pernapasan, tetapi infeksi ini dianggap karena merupakan komplikasi yang sering
terlihat pada anak-anak yang menderita infeksi hidung. Infeksi dapat menyebar
melewati pendengaran (eustachius) tabung yang mengarah dari nasofaring ke
telinga tengah. Nyeri adalah gejala utama dari infeksi telinga tengah. Rasa
kenyang, gangguan pendengaran, vertigo (pusing), dan demam juga dapat terjadi.
Antibiotik hampir selalu membawa pemulihan penuh, dan kambuh mungkin disebabkan
infeksi baru. Tabung (disebut tabung tympanostomy) kadang-kadang ditempatkan di
gendang telinga anak-anak dengan beberapa rekurensi untuk membantu mencegah
penumpukan tekanan di telinga tengah dan kemungkinan gangguan pendengaran.
Biasanya, saluran jatuh keluar dengan berjalannya waktu.
Tonsilitis terjadi ketika amandel,
massa pada jaringan limfatik di faring, menjadi meradang dan membesar. Amandel
di dinding posterior nasofaring sering disebut kelenjar gondok. Jika tonsilitis
sering terjadi serta pembesaran membuat sulit bernapas, amandel dapat diangkat
melalui pembedahan di sebuah tonsilektomi. Sedikit tonsilektomi dilakukan saat
ini daripada di masa lalu karena kita sekarang tahu bahwa amandel mengeluarkan
banyak patogen yang masuk ke faring; Oleh karena itu, amandel adalah garis
pertahanan pertama terhadap invasi tubuh.
Laringitis adalah infeksi laring
disertai suara serak yang mengarah ke ketidakmampuan untuk berbicara dengan
suara yang terdengar. Biasanya, radang tenggorokan menghilang dengan pengobatan
infeksi saluran pernapasan atas. Suara serak persisten tanpa adanya infeksi
saluran pernapasan atas adalah salah satu pada tanda-tanda peringatan kanker,
dan karena itu harus berobat oleh personel medis.
|
2
|
|
Infeksi
Saluran Pernapasan Bawah
|
Gangguan saluran pernapasan bagian bawah meliputi
peradangan, gangguan paru restriktif, gangguan paru obstruktif, dan kanker
paru-paru.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur, atau bahkan protozoa. Gejalanya meliputi demam,
kesulitan bernapas, dan nyeri dada. Dalam jenis infeksi, cairan terakumulasi di
alveoli (edema paru), dan peradangan menyebabkan membran pernapasan menebal,
sehingga mengurangi pertukaran gas.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang
umum dan sering mematikan yang disebabkan oleh genus bakteri yang disebut Mycobacterium.
Ketika penyakit seperti TB dapat ditularkan dari orang ke orang, itu disebut
menular. TB paling sering menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi
bagian lain dari tubuh. TB adalah penyakit kronis, tetapi kebanyakan orang yang
terinfeksi tidak mengembangkan penyakit penuh.
Bronkitis adalah peradangan pada
bronkus, yang berarti bronkus menjadi merah dan bengkak yang mengalami infeksi.
Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri, dan dapat
berlangsung beberapa hari atau minggu. Hal ini ditandai dengan batuk yang
menghasilkan dahak atau lendir. Gejala mencakup sesak napas dan mengi.
Bronkitis akut biasanya diobati dengan antibiotik.
Bronkitis kronis tidak dapat disebabkan oleh bakteri atau
virus. Bronkitis kronis terjadi ketika batuk menghasilkan dahak, setidaknya
selama tiga bulan dalam jangka waktu dua tahun. Merokok tembakau adalah
penyebab paling umum dari bronkitis kronis, tetapi dapat disebabkan oleh polusi
lingkungan, seperti asap dan debu. Hal ini umumnya merupakan bagian dari
penyakit yang disebut penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pengobatan untuk
bronkitis termasuk antibiotik dan obat-obatan steroid digunakan untuk
mengurangi peradangan.
Emfisema adalah penyakit paru-paru kronis yang disebabkan
oleh kerusakan pada jaringan paru-paru. Permukaan alveoli yang sehat elastis
dan fleksibel. Alveoli meregangkan sedikit ketika penuh dengan udara dan rileks
ketika udara meninggalkan paru - paru. Tetapi kerusakan jaringan yang menunjang
alveoli dan kapiler yang merawat alveoli menyebabkan alveoli menjadi keras dan
kaku. Akhirnya, dinding alveoli rusak dan alveoli menjadi lebih besar. Ketika
alveoli menjadi lebih besar, oksigen tidak dapat masuk ke dalam darah seperti
yang terjadi sebelumnya. Gejala emfisema termasuk sesak napas selama latihan.
Kerusakan pada alveoli, yang dapat dilihat pada Gambar 22, tidak dapat
disembuhkan. Merokok adalah penyebab utama emfisema.
|
Gambar 22. Paru-paru seorang perokok
yang mengalami emfisema kiri. Daerah hitam alveoli membesar dan tar zat
hitam lengket ditemukan pada asap tembakau ini terbukti. Penyakit paru
obstruktif kronik yang tepat adalah penyakit yang berkaitan dengan tembakau
yang ditandai dengan emfisema (CK-12 Foundation, 2011)
|
Asma adalah penyakit kronis di mana
bronkiolus meradang dan menjadi sempit, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 23.
Otot-otot di sekitar kontraksi bronkiolus yang mempersempit saluran udara.
Sejumlah besar lendir juga dibuat oleh sel-sel di paru-paru. Seseorang dengan
asma mengalami kesulitan bernapas. Dada terasa ketat dan mereka bersin. Asma
dapat disebabkan oleh hal yang berbeda, seperti alergi. Alergen adalah setiap
antigen yang tidak benar-benar suatu penyakit, tetapi tubuh Anda merespon hal
itu seolah-olah sebagai suatu penyakit. Alergen dapat menyebabkan reaksi
alergi. Alergen umum yang menyebabkan asma adalah jamur, debu, atau bulu hewan
peliharaan. Asma juga dapat disebabkan oleh udara dingin, udara hangat, udara
lembab, olahraga, atau stress.
Pemicu asma paling umum adalah penyakit
seperti flu biasa. Gejala-gejala asma biasanya dapat dikontrol dengan
obat-obatan. Bronkodilator adalah obat yang mengurangi peradangan pada
bronkiolus dan sering digunakan untuk mengobati asma. Sebuah inhaler biasanya
bronkodilator. Asma tidak menular dan tidak dapat diteruskan kepada orang lain.
Anak-anak dan remaja yang memiliki asma masih dapat menjalani kehidupan aktif
jika mereka mengontrol asma mereka. Asma dapat dikontrol dengan minum obat dan
dengan menghindari kontak dengan lingkungan pemicu untuk asma, seperti merokok
Kanker paru-paru digunakan untuk
menjadi lebih umum pada pria dibandingkan pada wanita, namun baru-baru ini
telah melampaui kanker payudara sebagai penyebab kematian pada wanita.
Peningkatan terbaru dalam kejadian kanker paru-paru pada wanita berhubungan
langsung dengan peningkatan jumlah perempuan yang merokok. Otopsi pada perokok
telah mengungkapkan langkah-langkah progresif dimana bentuk paling umum dari
kanker paru-paru berkembang. Peristiwa pertama terlihat penebalan dan callusing
dari sel-sel yang melapisi bronkus primer. (Callusing terjadi ketika sel-sel yang
terkena iritasi.) Kemudian silia hilang, sehingga mustahil untuk mencegah debu
dan kotoran dari menetap di paru-paru. Setelah ini, sel-sel dengan inti yang
khas muncul pada lapisan kapalan. Sebuah tumor yang terdiri dari sel-sel
teratur dengan inti khas dianggap kanker in situ (di satu lokasi) (Lihat gambar 23).
|
Gambar 23. Paru-paru normal dengan paru-paru
yang terinfeksi kanker. a) Paru-paru normal dengan hati pada tempatnya.
Perhatikan warna merah yang sehat. b) Paru-paru seorang perokok berat.
Perhatikan bagaimana hitamnya paru-paru kecuali tumor kanker telah
terbentuk (Mader, 2005)
|
|
Sistem
Pernapasan pada Hewan
|
|
g
|
|
1
|
|
Pernapasan
pada Hewan Vertebrata
|
Alat pernafasan
pada ikan berupa insang. Insang berfungsi sebagai alat ekskresi garam – aram,
penyaring makanan, pertukaran ion dan osmoregulator. Insang berupa lembaran –
lembaran. Tiap lembaran terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen
mengandung banyak lamella (lapisan – lapisan tipis). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga O2 dapat
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Ikan menggunakan gelembung
yang terdapat di dekat punggung untuk menyimpan cadangan O2.
Pada beberapa jenis ikan (misal ikan lele dan ikan
gabus) memiliki labirin. Labirin ini
merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan – lipatan
berongga.
Mekanisme pernafasan pada ikan ada dua tahap, yaitu inspirasi dan ekspirasi.
Fase inspirasi adalah pada saat O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2
diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan – jaringan yang membutuhkan.
Fase ekspirasi adalah pada saat CO2 yang dibawa oleh darah dari
jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
|
Gambar 24. Struktur dan fungsi insang ikan
(Campbell, 2011)
|
Pada
fase berudu, katak bernafas dengan insang, sedangkan katak dewasa bernafas
dengan kulit, selaput rongga mulut dan paru – paru. Pada kulit terdapat banyak
kapiler dan vena kulit (vena kutanea)
yang dapat dilewati oksigen untuk dibawa ke jantung kemudian dipompa ke seluruh
tubuh. Sedangkan karbondioksida (hasil pembakaran) dari jaringan dibawa ke
jantung kemudian dipompa ke paru – paru dan kulit lewat arteri paru – paru
kulit (arteri pulmo kutanea).
Dalam paru –
paru katak terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat
mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk
lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung di paru – paru.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: otot sternohioideus berkontraksi
sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Paru – paru
reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas.
Alat pernafasan pada
burung berupa paru – paru. Burung memiliki 8 atau 9 pundi – pundi hawa (Saccus pneumaticus) yang terdapat pada
pangkal leher, ruang dada bagian depan, antara tulang selangka rongga dada
bagian belakang, rongga perut dan ketiak. Fungsi kantung hawa yaitu
membantu pernafasan, terutama saat terbang, menyimpan cadangan udara (oksigen),
memperbesar atau memperkecil berat jenis
pada saat burung terbang, mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Pernafasan
pada burung dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Pada Saat tidak terbang
Saat
tidak terbang inspirasi dan ekspirasi dipengaruhi oleh otot – otot intercosta. Kontraksi otot intercosta akan menyebabkan tulang rusuk
terangkat ke atas dan rongga dada
membesar sehingga tekanan udara dalam paru – paru menurun dan terjadi
inspirasi.
b. Pada saat terbang
Saat
sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa
ketiak mengambang , sehingga udara masuk ke pundi hawa ketiak dan terjadi
inspirasi. Sebaliknya, pada saat sayap diturunkan pundi hawa di antara tulang korakoid
mengembang dan pundi hawa ketiak terjepit dan terjadi aliran udara dengan cara
ini pergantian udara dalam paru – paru dapat berlangsung.
|
Gambar 25. Sistem pernapasan burung.
Diagram ini menelusuri penghirupan udara melalui sistem pernapasan burung.
Seperti ditunjukkan, dua siklus inhalasi dan ekshalasi yang diperlukan bagi
udara untuk melewati semua jalan melalui sistem dan keluar dari burung
(Campbell, 2012)
|
|
2
|
|
Pernapasan
pada Hewan Invertebrata
|
Serangga
bernafas dengan trakea (sistem pembuluh trakea). Cabang dari trakea adalah
trakeola. Pertukaran udara dilakukan melalui spirakel atau stigma
(lubang-lubang pernafasan). Spirakel ini dilindungi bulu-bulu halus yang
gunanya menahan debu dari udara sebelum masuk ke trakea. Dari trakea, udara
masuk ke trakeola kemudian seluruh tubuh dan sampai ke membran plasma sel untuk
berdifusi. Selanjutnya, karbon dioksida dikeluarkan melalui spirakel saat otot
relaksasi sehingga trakea mengempis. Oleh karena itu, sistem pernafasan tidak
melalui darah, melainkan pembuluh trakea.
|
Gambar 26. Sistem Trakea (Campbell, 2012)
|
Alat pernafasan hewan ini berupa paru – paru
buku. Paru – paru buku terdiri dari lamela – lamela berupa lembaran – lembaran
tipis yang tersusun berjajar. Paru – paru buku memiliki spirakel yang merupakan
tempat masuknya oksigen dari luar. Keuarnya karbondioksida dan masuknya oksigen
secara difusi disebabkan oleh gerakan – gerakan otot yang terjadi secara
teratur.
Porifera bernafas
melalui pori-pori pada tubuhnya. Oksigen yang terlarut dalam air akan masuk
melalui koanosit (sel-sel permukaan tubuhnya) secara difusi. Setelah mengalami
respirasi, karbon dioksida akan menuju spongosol dan dikeluarkan melalui
oskulum.
Coelenterata tersusun
atas 2 lapisan sel; lapisan luar ektoderm (epidermis) dan lapisan dalam
endoderm (gastrodermis). Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel
permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air. Coelenterata juga mempunyai alat
bantu pernafasan berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis
(sifonoglifa).
Oksigen dan karbon dioksida keluar
masuk melalui permukaan kulit cacing yang lembab. Oleh karena itu, pernafasan
cacing disebut juga pernafasan integumenter.
|
1.
Sistem pernafasan merupakan pengambilan oksigen
molekuler (O2) dari lingkungan dan pembuangan karbondioksida (CO2)
ke lingkungan.
2.
Sumber oksigen disebut medium respirasi (respiratory medium)
3.
Bagian hewan yang merupakan tempat masuknya oksigen
dari lingkungan berdifusi ke dalam sel hidup dan karbon dioksida berdifusi
keluar disebut permukaan respirasi
4.
Sistem respirasi dibagi menjadi dua saluran, yaitu
saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah
5.
Mekanisme pernafasan terjadi secara inhalasi dan
ekshalasi
6.
Pertukaran gas terjadi secara difusi karena adanya
tekanan parsial
7.
Berdasarkan mekanisme pengaturannya, ada dua macam
pernapasan, yaitu permapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada
terjadi karena gerakan tulang rusuk. Pernapasan perut terjadi karena
gerakan sekat rongga rongga badan (diafragma).
8.
Terdapat beberapa kelainan dan penyakit pada sistem
pernapasan, antara lain bronchitis, tuberkulosis, pneumonia, emfisema, dan
kanker paru – paru
|
|
Referensi
Akhyar, Salman. 2005. Biologi
Untuk SMA Kelas II (Kelas XI) Semester 2. Bandung: Grafindo.
Aryulina, Diah, dkk. 2011. Biology (For Senior High School Grade XI). Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil.
A, Reece, Jane B, Lisa A. Urry, Michael L. Chain, Steven A. Wasserman, Peter V.
Minorsky, Robert B. Jackson. 2011. Campbell
Biology Ninth Edition. United States of America: Pearson Education.
CK-12
Foundation. 2011. CK-12 Life Science for
Middle School. CK-12 Foundation (http://www.ck12.org)
Guyton, Arthur,
C.1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Terj. Petrus Andrianto).
Jakarta: EGC.
Handayani,
Nuri. 2009. Buku Kantong Biologi SMA.Widyatama:
Yogyakarta.
Lam,
Peng Kwan dan Eric Y K Lam. 2013. Biology
Matters GCE ‘O’ Level 2nd Edition. Marshall Cavendish Education:
Malaysia.
Mader, Sylvia. S. 2005.
Human Understanding Anatomy &
physiology. McGraw-Hill Higher
Education: USA.
Pearce, Evelyn,
C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (Terj. Sri Yuliani Handoyo).
Jakarta: Gramedia.
Scanlon,
Valerie, C, dan Tina Sanders. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3
(Terj. Awal Prasetyo). Jakarta: EGC.
Shier, D., Butler, J.,
& Lewis, R. (2010). Hole’s human anatomy & physiology (12th
ed.). New York: McGraw-Hill.
Villee, Claude, A,
Warren, F, Walker, Robert, D. Barnes. 1984. Zoologi Umum (Terj. Nawangsari
Sugiri). Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar