KONVERSI
ENERGI
Sel memiliki kemampuan yang sangat baik
dalam mengatur porsi energi bagi sel. Berdasarkan hokum termodinamika I bahwa
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan dapat
diubah dari satu bentuk ke dalam bentuk yang lain. Energi yang terdapat di alam
berupa energi potensial yang dapat diubah menjadi energy kinetik oleh tubuh
manusia melalui pemanfaatan organel sel yang mampu membentuk (kloroplas) dan
menggunakan energi (mitokondria) yang ada.
A.
Anabolisme
(Pembentukan Energi Potensial Sel)
·
Merupakan reaksi kimia
penyusunan/pembentukan senyawa kompleks dari senyawa sederhana yang bertujuan
menghasilkan energi dan bahan makanan sebagai sumber energi.
·
Komponen esensialnya
berupa:
a. Bahan
baku (CO2 dan H2O)
b. Cahaya
(paling banyak merah dan biru)
c. Pigmen
(terutama klorofil)
d. Fotosistem
I dan II sebagai penerima energi cahaya pada panjang gelombang PI 700 nm dan
PII 680 nm
e. Suhu
(antara 5-40oC)
f. Molekul
pembawa dan enzim
g. Terjadi
di kloroplas (Gambar 1) tepatnya di grana dan tilakoid (untuk reaksi terang),
dan stroma (untuk reaksi gelap)

Gambar 1. Struktur Kloroplas
·
Hasil berupa zat tepung
(amilum) dan oksigen
·
Contoh reaksi
anabolisme adalah reaksi asimilasi
(reaksi fotosintesis)
·
Reaksi fotosintesis:
6CO2 + 6H2O à
C6H12O6 + 6O2
·
Fotosintesis memiliki 2
rangkaian reaksi kompleks, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
1. Reaksi
terang/reaksi butuh cahaya/reaksi Hill/fotolisis air: terjadi pemecahan
molekul air dengan bantuan cahaya. Berdasarkan aliran elektron pada
fotosintesis, maka dibagi menjadi dua dalam Tabel berikut:
|
Aliran
elektron siklik
|
Aliran
elektron nonsiklik
|
|
·
Menggunakan
fotosistem I saja
·
Elektron dari
fotosistem I di-recycle ulang
·
Hanya menghasilkan
ATP saja
|
·
Menggunakan
fotosistem I dan II
·
Elektron dari PII digantikan
oleh donor elektron air
·
Sintesis ATP dan
NADPH
·
Mengubah molekul air
menjadi O2
|
Rangkaian
reaksi sebagai berikut:
|

Gambar
2. Rangkaian Reaksi Terang
2. Reaksi
gelap/reaksi tak butuh cahaya/Siklus
Calvin/Fiksasi CO2
·
CO2 + RDP (RuBP) +
enzim Rubisco à 2 APG (PGA) . . . . . . .(reaksi
fiksasi)
·
2 APG (PGA) + ATP +
NADPH à
12ALPG (PGAL) . . . . . .(reaksi raduksi)
·
Dari 12 ALPG (PGAL), 10
PGAL akan di kembalikan ke RDP . . . .(reaksi renegenerasi) dan 2 PGAL akan
membantuk amilum (Gambar 3.).

Gambar 3. Rangkaian Reaksi Gelap
Macam-Macam
Reaksi Gelap
a.
Asimilasi
jalur C3 (Nama Lain Jalur Calvin Benson)
Tanaman
C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar
tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas
merupakan tanaman dari kelompok C3.
Pada
tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat
untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal
assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat
untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari) .
Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2
dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan
assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan
C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi
sebab Rubisco sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai
pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi
menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan molekul oksigen. Karena bila
ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang
tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan
adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi.
Pada
tumbuhan C3 terjadi pelepasan dan pembentukan energy sekaligus, sehingga energy
yang dihasilkan dalam pembentukan bahan makanan akan langsung ikut terurai. CO2
hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja
apabila CO2 jumlahnya berlimpah. Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai,
kacang tanah, kentang.
b.
Asimilasi Jalur C4
Tumbuhan
C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada tanaman C4, CO2
diikat oleh PEP (enzim pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat
O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya
assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai
klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun).
Pada
sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi CO2 pada akseptor karbon lain
yaitu PEP. Karboksilase PEP memiliki daya ikat yang lebih tinggi terhadap CO2
daripada karboksilase RuBP. Oleh karena itu,tingkat CO2 menjadi sangat rendah
pada tumbuhan C4,jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal dan CO2
masih dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4
bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah.
Tumbuhan
C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus Calvin
yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil pertama fiksasi CO2 dan
yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut spesies C3,
sebagian spesies C4 adalah monokotil (tebu dan jagung).
c.
Asimilasi Jalur CAM (Crassulacean
Acid Metabolism)
Tumbuhan
C4 dan CAMlebih adaptif di daerah panas dan kering. Crassulacean acid metabolism ( CAM), tanaman ini mengambil CO2
pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya.
Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili.
Tanaman
CAM , pada kelompok ini penambatan CO2 seperti pada tanaman C4, tetapi
dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C. Pada hari
berikutnya ( siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi
dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui kegiatan
RuBP karboksilase. Jadi tanaman CAM mempunyai beberapa persamaan dengan
kelompok C4 yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.
Pada
C4 terdapat pemisahan ruang sedangkan pada CAM pemisahannya bersifat sementara.
Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae,
Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum. Beberapa tanaman CAM dapat
beralih ke jalur C3 bila keadaan lingkungan lebih baik.

Gambar 4. Asimilasi Karbon Jalur C4 dan
CAM
Perbedaan antara
ketiga jalur asimilasi karbon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

B.
Katabolisme
(Penggunaan Energi Kinetik Sel)
·
Merupakan reaksi
pemecahan/pembongkaran/penguraian senyawa berukuran besar (kompleks) menjadi
senyawa berukuran kecil (sederhana) untuk menghasilkan energi.
·
Contoh reaksi
katabolisme adalah Respirasi sel dengan rangkaian reaksi:
C6H12O6
+ 6O2 à 6CO2 + 6H2O
+ ATP
·
Terjadi di dalam
sitoplasma dan mitokondria.

Gambar 5. Struktur Mitokondia
·
Respirasi dibagi menjadi 2, yaitu:
a.
Respirasi
aerob: respirasi yang membutuhkan oksigen
bebas, kemudian digunakan dalam oksidasi bahan makanan dan membebaskan energi.
Terbagi menjadi 4 tahapan reaksi:
Ø Glikolisis:
terjadi di sitoplasma, merupakan
reaksi pemecahan 1 mol glukosa menjadi 2 mol asam piruvat
Ø Dekarboxilasi
oksidatif: terjadi di mitokondria,
merupakan reaksi perombakan 2 mol asam piruvat menjadi 2 mol Asetil KoA
Ø Siklus
krebs: terjadi di matriks mitokondria,
merombak 2 mol asetil KoA dengan bantuan asam oksaloasetat membantuk 2 mol asam
sitrat.
Ø Siklus transport elektron: terjadi di membran dalam mitokondria, mengubah
molekul NADH dan FADH2 dari 3 reaksi sebelumnya menjadi ATP dan
melepaskan H2O sebagai hasil akhir pengikatan oleh oksigen.
b.
Respirasi
anaerob: respirasi terjadi pada sel-sel atau
jaringan yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk oksidasi bahan makanan.
Contoh reaksi respirasi anaerob:
Ø Fermentasi
alkohol (peragian) dilakukan oleh jamur bersel satu Saccarimyces cerevisiae. Dengan reaksi:
|
|
+ 2 ATP
Ø Fermentasi
asam cuka oleh bakteri Bacterium aceti
dengan reaksi:
C6H12O6
à 2C2H5OH +
2CO2
|
Ø Fermentasi
asam laktat
C6H12O6
à2 asam piruvat à
2 asam laktat + 6CO2 + 2 ATP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar